Kaum Sd merupakan salah satu kaum terdahulu yang dibinasakan oleh Allah swt akibat kesombongan dan kedurhakaan mereka. Kisah kaum Sd diceritakan dalam Al-Qur’an bersamaan dengan Nabi S{a>lih} a.s yang merupakan utusan Allah untuk kaum Sd. Allah memberikan berbagai kenikmatan pada kehidupan kaum Sd. Mereka dikaruniai tempat tinggal yang makmur dan subur, dan diberikan kemampuan memahat gunung-gunung yang dijadikan sebagai istana dan tempat tinggal bagi mereka. Akan tetapi, keserakahan kaum Sd membuat mereka lupa terhadap nikmat Allah sehingga, perilaku mereka melampaui batas. Nabi S{a>lih} a.s mengajak mereka untuk beriman kepada Allah dan menyeru mereka untuk meninggalkan berhala-berhala yang mereka sembah. Nabi S{a>lih} a.s memberikan bukti nyata kerasulannya dengan seekor unta betina. Akan tetapi, mereka membunuh unta itu, dan Allah memberikan azab kepada mereka. Kisah kaum Sd dalam Al-Qur’an membuat satu kesatuan narasi yang dikumpulkan dari berbagai ayat-ayat kisah kaum Sd. Kandungan dalam kisah kaum Sd di dalam Al-Qur’an memiliki nilai sastra yang tinggi sehingga dapat dikaji lebih dalam sehingga, dapat memberikan suatu hikmah untuk pelajaran di kehidupan sekarang seperti pada fenomena pandemi Covid-19 akhirakhir ini. Tujuan dari penelitian ini yaitu menemukan kandungan makna dan mengaplikasikan pesan dari kisah kaum Sd bagi fenomena pandemi Covid19. Penulis menggunakan metode hermeneutika Double Movement Fazlur Rahman untuk mengkontekstualisasikan ayat-ayat kisah kaum Sd terdahulu pada kasus fenomena pandemi Covid-19 sekarang. Dengan menggunakan metode Double Movement, kisah kaum Sd memberikan pesan kepada manusia modern ini untuk mengeseimbangkan teknologi dan pengetahuan dengan ekosistem alam, tidak berbuat kerusakan pada lingkungan, besabar (menahan diri), mengikuti arahan serta patuh terhadap perintah untuk mengikuti protokol kesehatan sehingga, dapat mengurangi penyebaran virus Covid-19.
Kata Kunci: Kaum Sd, Nabi S{a>lih} a.s, Pandemi Covid-19, Hermeneutika Double Movement.